Follow Us @curhatdecom

Friday, August 28, 2015

Belajar dari Negeri Orang...

2:47:00 PM 0 Comments

Singapore I’m Coming!!! Apasih?! Ke singapore ajah norak banget, Cuma setempongan dari Indonesia. Hehehe gak papalah ya norak, ini pertama kalinya saya jalan-jalan keluar negeri Bo! Setelah bertahun-tahun lamanya sempet sombong dengan bikin stetment “Ngapain keluar negeri? Indonesia jauh lebih indah”. Tapi ternyata ketika kesempatan itu datang siapa yang rela nolak.

Kebetulan saat itu saya sedang ada acara Musyawarah Nasional Forum Lingkar Pena di Bali. Untuk pertama kalinya juga saya menginjakkan kaki di Bali. Ternyata benar, pantas saja banyak turis jatuh cinta pada Bali, tempatnya benar-benar indah.

Pulang dari Bali, saya iseng ngerayu atasan di kantor. Ngajak liburan ke Bali di akhir project. Serius niatnya Cuma bercanda. Tapi ternyata beberapa minggu kemudian ada pengumuman di Kantor agar semua fasilitator membuat passport karena kita mau di ajak ke Singapore. Mimpi gak ya Saya?

Ternyata benar, April 2013 kami berangkat ke Singapore bersama-sama. Kok bukan Bali? Kadang disini saya merasa sedih, kala mendengar berita bahwa tiket pesawat ke luar negeri lebih murah daripada penerbangan domestik. Tapi jauh lebih baik dibandingkan dulu, tiket dalam maupun luar negeri juga sama-sama mahal.

Sempet penasaran juga sih,

Monday, August 24, 2015

Yuk Buat Sendiri Yoghurt di Rumah

9:37:00 PM 0 Comments

Hi... Bikin apa kita kali ini? Katanya sih ya kalau lagi berbadan double terjadi perubahan hormon yang kemudian bisa mempengaruhi mood seorang wanita. So, sebenernya sih lagi males bikin ini itu. Tapi berhubung udah kepengen pake banget bisa ngemil yoghurt setiap hari, akhirnya rasa males harus di basmi.

Konon katanya Yoghurt memiliki banyak manfaat, bahkan untuk ibu hamil. Kebetulan saya suka banget sama minuman yang satu ini, dari dulu mau bikin masih ragu lantaran di Banjarmasin ini sulit

Friday, August 21, 2015

Saya Rindu Melukis Cahaya | Taman Bacaan Masyarakat Sebagai Pendidikan Informal Anak

11:18:00 AM 0 Comments

Saya rindu, rindu sekali. Bukan hanya merindukan riuhnya kota Jakarta, bukan hanya merindukan orangtua saudara dan teman-teman. Namun saya merindukan Cahaya. Lebih rindu lagi untuk melukis cahaya.

Melukis cahaya adalah istilah yang saya sampaikan kepada teman-teman di Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Rumah Cahaya FLP Depok. Saya yakin tidak ada satupun pena ataupun pewarna yang sanggup menghasilkan cahaya yang nyata. Maka bagi saya melukis cahaya adalah melakukan sebuah kegiatan yang bermanfaat sehingga menjadi cahaya terang bagi siapa saja.

Sejak tinggal di Banjarmasin ikut dengan suami saya, saya tidak pernah berhenti “merengek” untuk segera membuka taman bacaan kami sendiri. Banyak hal kami diskusikan bersama. Dari mulai Bagaimana? Untuk apa? Dan sebagainya.

Bagi suami saya, hidup ini harus bermanfaat dan terutama melakukan segala sesuatunya karena Allah. Artinya setiap yang kita lakukan nantinya akan menjadi ibadah. Saya setuju, namun mengadakan TBM dirumah saya memiliki

Wednesday, August 19, 2015

Tuhan Izinkan Aku Mengeja Cinta-Mu Part 2

12:00:00 PM 0 Comments

Kata orang lima tahun pertama pernikahan adalah masa yang paling berat. Hari ini tujuh bulan tujuh hari usia pernikahan saya dan suami. Masih jauh menginjak lima tahun. Namun berat rasa pernikahan yang kami jalani, bukan lantaran proses adaptasi kami yang memang baru saling mengenal. Namun beratnya pernikahan kami lantaran adanya gangguan itu.

Gangguan yang datang di hari kedua usia pernikahan kami. Saat kami sedang memadu kasih berdua, muncul pihak ke tiga yang mengacaukan moment romantis kami. Ah, jangan duga ornag ketiga itu adalah wanita yang mengetuk pintu rumah kami sambil menangis dan memegangi perutnya yang buncit. Insya Allah suami saya lelaki baik-baik.

Pihak ketiga yang muncul tidak dapat dilihat mata namun gangguannya nyata. Musuh utama manusia sejak Nabi Adam pertama kali diciptakan Allah sebagai menusia pertama. Syaitan.

Awalnya saya ragu

Monday, August 17, 2015

Tuhan Izinkan Aku Mengeja Cinta-Mu Part 1

9:01:00 PM 0 Comments

Di hari kemerdekaan indonesia yang ke-70 ini usia pernikahan saya dan suami memasuki usia 7 bulan 6 hari. Usia yang masih terbilang sangat muda bagi usia pernikahan. Namun entah bagaimana dengan pernikahan orang lain, hanya saja saya merasa pernikahan kami begitu berat dijalani.

Sejak memutuskan tidak ingin pacaran sebagai jalan memilih calon pendamping hidup, saya sempat dihinggapi ketakutan akan menjomblo seumur hidup. Pasalnya saya merasa diri saya serba kekurangan. Baik secara fisik maupun secara non-fisik. Hingga suatu hari salah satu sahabat saya meninggal di usia muda, saya merenung. Kata orang ‘Manusia terlahir hidup, mati, rezeki dan jodohnya sudah diatur oleh Dia Yang Maha Pencipta’, saya setuju. Namun kata orang selanjutnya adalah ‘Jadi jangan takut setiap orang ada jodohnya’, saya tidak setuju. Kemudian kata-kata ini meluncur begitu saja dihati saya “Tuhan, jika memang tidak Engkau siapkan jodohku di dunia maka biarlah. Mungkin yang Engkau inginkan adalah aku total mncintai-Mu saja tanpa membaginya”.

Tidak lama setelah berucap demikian, tawaran-tawaran untuk mencoba perkenalan secara Syar’i untuk menujuh pernikahan yang disebut Ta’aruf datang kepada saya. Namun menikah urusan hati, bukan urusan umur yang tidak lagi belia, atau sekedar urusan agar lebih mudah menjawab pertanyaan “Kapan Nikah?”

Wednesday, July 29, 2015

Kemudahan Berbelanja Dengan Adanya COD

6:29:00 PM 0 Comments

Kata orang jawa dulu, ada pepatah yang mengatakan “Kalau suami masuk ke sarang buaya sekalipun, istri juga harus mau ikut”. Bukan sarang buaya yang sebenarnya tentu saja. Namun pepatah ini adalah sebuah nasehat bahwa kemanapun suami pergi, hendaknya sang istri mengikuti sebagai bukti bakti.

Tidak pernah terbayangkan oleh saya bahwa suatu hari saya akan meninggalkan kota metropolitan, Jakarta. Sudah dua puluh lima tahun saya berdamai dengan Ibu Kota yang memiliki kesibukkan yang luar biasa. Setidaknya meski sibuk, di kota ini bisa jadi semua tersedia. Dari makanan sampai barang-barang yang entah darimana asalnya.
Sekarang, sebagai bukti bakti saya kepada lelaki yang belum lama ini menjadi suami saya, saya harus ikut kemana dirinya pergi. Dan Banjarmasin menjadi tempat tinggal saya, meninggalkan hiruk pikuk ibu kota.

Ini pertama kalinya saya menginjakkan kaki di tanah Borneo. Rasa asing tanpa keluarga, tanpa teman, dan terlebih tanpa kenyamanan mengakses banyak hal seperti hal nya di Jakarta dulu. Untuk memperoleh sesuatu saya kesulitan. Bukan hanya karena belum mengenal dengan baik kota Banjarmasin, tapi juga ternyata disini memang tidak selengkap di